KABUPATEN CIREBON — Pemerintah Kabupaten Cirebon optimis dapat menurunkan angka stunting di wilayahnya, dengan menargetkan penurunan prevalensi stunting dari 22 persen menjadi 14 persen pada tahun 2025.

Hal ini diungkapkan oleh Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Cirebon, Dr H Hilmy Riva’i MPd usai menghadiri Rapat Koordinasi Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) di Gedung Cakrabuana BKPSDM Kabupaten Cirebon, Kamis (19/9/2024).

Menurut Hilmy, penurunan stunting ini menjadi komitmen seluruh instansi terkait di Kabupaten Cirebon. Program penurunan stunting merupakan tanggung jawab bersama, dan berbagai langkah telah disiapkan untuk mencapai target tersebut.

Salah satunya adalah melalui 23 program yang difokuskan pada percepatan penurunan angka stunting.

“Kami yakin angka stunting bisa turun sesuai target nasional, yaitu di bawah 14 persen. Ini bukan hal yang mustahil, jika dilakukan dengan program yang tepat,” jelas Hilmy.

Program-program tersebut mencakup intervensi terhadap anak-anak yang sudah mengalami stunting, serta langkah pencegahan agar tidak muncul kasus stunting baru.

Pemkab Cirebon juga berfokus pada anak-anak usia 0-23 bulan dan ibu hamil, untuk memastikan mereka mendapatkan nutrisi yang cukup.

Hilmy menambahkan, upaya pencegahan juga dilakukan dengan menyusun regulasi yang mendukung. Salah satunya adalah mengupayakan agar dana desa bisa dialokasikan untuk program-program pencegahan stunting.

“Kami berharap, dana desa bisa berperan dalam mendukung program ini, terutama di tingkat kecamatan dan desa,” katanya.

Sementara itu, Kepala Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan, dan Perlindungan Anak (DPPKBP3A) Kabupaten Cirebon, H Eni Suhaeni SKM MKes, menegaskan pentingnya pembinaan Tim Pendamping Keluarga (TPK).

Menurutnya, TPK memiliki peran strategis dalam mendampingi keluarga yang berisiko stunting.

Eni menjelaskan, pembinaan TPK bertujuan untuk meningkatkan pemahaman tentang pelaksanaan program percepatan penurunan stunting.

“TPK bertugas mendampingi keluarga yang berisiko stunting, seperti calon pengantin, ibu hamil, ibu pascapersalinan, dan ibu yang memiliki balita,” jelasnya.

Ia juga menyebutkan, bahwa kegiatan ini diadakan untuk memperkuat komitmen dan visi kepemimpinan di tingkat kecamatan dan desa dalam upaya penurunan stunting.

Eni menekankan pentingnya komunikasi perubahan perilaku dan pemberdayaan masyarakat dalam mendukung program ini.

Tak hanya itu, rapat koordinasi juga membahas konvergensi program-program spesifik dan sensitif di tingkat kecamatan dan desa. Peningkatan ketahanan pangan dan gizi di tingkat individu, keluarga, dan masyarakat juga menjadi fokus utama.

Eni berharap, dengan penguatan sistem data dan informasi yang inovatif, Pemkab Cirebon dapat mempercepat penurunan stunting secara lebih efektif.

“Kami akan terus meningkatkan pelaksanaan intervensi percepatan penurunan stunting dengan sasaran utama remaja, calon pengantin, ibu hamil, ibu menyusui, dan anak usia 0-23 bulan,” pungkasnya. (DISKOMINFO)